Hallo Sobat Mikir,
Ini adalah sedikit cerita pengalaman ketika langkah pertama saya memasuki dunia perkuliahan terasa seperti melangkah ke dalam labirin, saya dihadapkan pada pilihan yang akan membentuk jalur karier dan masa depan saya. Awalnya, saya terpikat oleh pesona Teknik Informatika (TI) . Namun, seiring waktu berjalan, bayangan ragu mulai menghampiri.
Rekomendasi dari teman dan senior membuat saya terombang-ambing antara pilihan TI dan Sistem Informasi. Mereka menawarkan pandangan yang menggiurkan tentang fleksibilitas dan peluang yang ditawarkan oleh Sistem Informasi, sementara desas-desus tentang tingkat kesulitan TI semakin menggelayuti pikiran saya.
Dilema itu semakin dalam ketika saya merenung. Apakah saya siap menghadapi tantangan kompleksitas kurikulum Sistem Informatika? Apakah minat dan kemampuan saya cukup untuk menjelajahi dunia yang begitu teknis? Pertanyaan-pertanyaan itu seperti angin kencang yang mengusik hati dan pikiran saya. Btw pada saat itu saya juga tidak mengira kalau jurusan Sistem Informatika itu ada mata kuliah bahasa Pemrograman.
Namun, seiring waktu berlalu, saya menyadari bahwa keputusan ini haruslah bukan semata-mata dipengaruhi oleh opini orang lain. Saya harus memilih berdasarkan panggilan hati dan visi pribadi saya. Saya sadar bahwa kesempatan untuk menimba ilmu di perguruan tinggi adalah anugerah yang tak boleh sia-siakan.
Akhirnya, saya menentukan hati untuk mengejar jurusan Sistem Informasi. Meskipun ragu awalnya, saya yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat. Sistem Informasi menawarkan luasnya dunia sistem informasi yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks bisnis, dan saya tak sabar untuk menjelajahinya.
Fase saat menjalani masa kuliah mulai menjadikan Sistem Informasi sebagai passion, saya mulai menikmati mata kuliah yang berkaitan dengan sistem. Meskipun bagi banyak orang, coding dan analisis sistem terasa seperti tantangan yang melelahkan, bagi saya itu adalah petualangan yang mendebarkan. Setiap langkah dalam proses pembuatan sistem seperti menyusun teka-teki yang menantang, dan saya menikmati setiap detiknya.
Pada akhirnya, saya berhasil mebuat sebuah program pertama saya menggunakan Microsoft Access: sebuah sistem penyimpanan barang. Meskipun sulit, kesulitan itu terbayar lunas dengan kepuasan yang tak terkira.
Ketika tiba saatnya untuk ujian skripsi, saya memilih dengan berani untuk mengejar proyek membuat program berbasis website, di saat sebagian besar mahasiswa memilih jalur riset. Saya ingin mempersembahkan sesuatu yang lebih nyata, sesuatu yang dapat saya lihat dan rasakan hasilnya secara langsung. Saya bekerja keras dan penuh semangat, dan pada akhirnya, saya berhasil membawa pulang sebuah karya yang murni hasil kerja keras saya sendiri. Skripsi saya berjudul "Sistem Informasi E-Akademi" dan mendapatkan nilai B. Meskipun skripsi tersebut hanya mendapatkan nilai B, saya merasa puas karena apa yang saya berikan adalah hasil dari kerja keras saya sendiri. Alhamdulillah, saya lulus dengan IPK 3.55.
Saat ini, saya bekerja di salah satu perusahaan sebagai IT dan Developer Sistem. Saya sangat menikmati setiap proses dalam pekerjaan ini, kemampuan dan skill saya pun semakin berkembang seiring dengan tantangan pada pekerjaan yang saya alami
Pasa akhirnya dalam memilih jurusan perkuliahan faktor passion itu penting, namun bukanlah yang utama. Terkadang, faktor-faktor lain seperti kebutuhan dunia kerja terhadap jurusan yang akan kita pilih atau tingkat kesiapan kita dalam menjalani jurusan tersebut juga perlu dipertimbangkan. Jika kita tidak dapat memilih jurusan yang sesuai dengan passion secara sempurna, minimal carilah yang mendekati. Terlepas dari itu, tetaplah semangat dan jangan takut untuk terus belajar dan berkembang. Jangan sia-siakan waktumu karena kesempatan dan waktu tidak akan datang dua kali.
